…. jejakku, cintaku ….

Energi Negatif Kolektif

Jumlah energi di alam semesta menurut Hukum Kekelan Energi bersifat tetap. Ia tidak akan diciptakan lagi dan tidak akan pernah hilang. Artinya energi di alam semesta jumlahnya sama, sejak awal penciptaan hingga kemusnahannya nanti. Tuhan menciptakan alam semesta secara sempurna dan tidak mungkin melakukan tambal sulam. Semuanya telah disiapkan secara lengkap, termasuk besaran energi di dalamnya.

Walaupun jumlahnya selalu tetap, energi dapat berubah bentuk. Dalam proses-proses alam, terkadang air berubah menjadi uap. Kayu berubah menjadi bara api. Uranium menjadi bom. Listrik menjadi tenaga gerak dan lain sebagainya. Ketika beraktifitas sehari-hari, kita juga mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Gerakan tangan menjadi sebuah tulisan. Berolahraga menghasilkan badan sehat. Menuntut ilmu menghasilkan luasnya wawasan. Senyuman menjadi rasa cinta. Amarah menjadi rasa takut. Kunjungan ke rumah seseorang menjadi keakraban dan lain sebagainya. Yang pasti, bagaimanapun berubahnya, jumlah energi pasti selalu tetap. Tidak ada energi yang hilang dan tidak ada yang ditambahkan.

Setiap hari kita mengeluarkan energi; ketika kita bekerja, menjamu tetangga, maupun ketika mengajar anak-anak tentang kesalehan. Semua tidak akan sia-sia, karena energi itu tidak hilang. Energi itu akan menghasilkan energi dalam bentuk lain yang dapat kita rasakan.

Misalnya, setelah mengeluarkan energi untuk bekerja, maka kita akan merasakan energi itu kembali dalam bentuk gaji dan apresiasi dari atasan. Energi untuk mengajar anak-anak tentang kesalehan, akan kembali dalam bentuk bakti anak-anak pada kita. Sedangkan energi ketika menjamu tetangga, akan kembali dalam bentuk persahabatan dan kepercayaan.

Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi, nilai energi yang kembali, pasti sama dengan nilai energi yang dikeluarkan. Bila anda mengeluarkan energi sebesar 10 maka anda pasti akan mendapatkan balasan senilai 10. Ternyata energi di dunia ini ada dua kategori yaitu energi positif dan energi negatif. Bila kita melakukan aktifitas positif maka itu adalah energi positif (epos). Sebaliknya bila kita melakukan perbuatan negatif maka itu adalah energi negatif.

Balasan dari perbuatan yang kita lakukan tergantung dari jenis energi yang kita keluarkan. Apabila kita mengeluarkan epos maka akan berbuah kebaikan, kedamaian, kebahagiaan dan hal positif lainnya. Sementara bila kita mengeluarkan energi negatif maka yang akan kita panen adalah penderitaan, musibah, bencana, rasa sakit, dan hal negatif lainnya.

Bencana dan musibah di negeri kita yang datang silih berganti, baik itu bencana alam, kecelakaan pesawat, tawuran antar pelajar, adalah buah dari energi negatif kolektif yang kita lakukan sebelumnya. Baik berupa korupsi kolektif, perusakan hutan kolektif, eksploitasi alam tak terkendali dan aktifitas negatif lain yang kita lakukan secara kolektif.

Dan bila perjalanan ke depan kita masih menghiasi hidup dengan energi negatif maka saya sangat yakin, musibah dan bencana yang lebih besar akan datang merusak negeri kita. Keyakinan saya didasari oleh suatu kenyataan bahwa semua hukum alam berlaku umum dan pasti. Misalnya, setiap benda yang dijatuhkan oleh siapapun di muka bumi ini pasti jatuhnya ke bawah karena berlakunya hukum gravitasi.

Begitu pula bekerjanya hukum kekekalan energi adalah sebuah kepastian. Untuk itu, kita tak perlu melakukan energi negatif kolektif lagi untuk membuktikan bahwa hukum kekekalan energi benar-benar bekerja dalam kehidupan kita. Berhentilah menebar energi negatif, terutama energi negatif kolektif.

(Semoga bermanfaat. Jamil Azzaini, Inspirator SuksesMulia)

Tinggalkan komentar