…. jejakku, cintaku ….

Karena Senyumku, Lebih Layak untukmu

Hampir-hampir aku tak pernah melihatnya berurai duka, apakah semua dijalaninya tanpa lara? Sungguh, aku merasa sudah mengenalnya hingga di ujung kuku. Bayangkan! Lebih sepuluh tahun aku mengenalnya, tapi aku tak pernah tahu apapun… selain candanya, cerianya dan tawanya. Aku merasa, hidupnya sungguh indah, maksudku… seperti tak pernah tergores sayatan luka. Tapi ternyata, aku salah!

Jika aku sering berkoar sudah sekian orang yang mengecewakanku, aku baru tahu, untuknya, jumlah itu baru setengahnya. Jika dia mendengar aku sering berujar pernah terlunta, aku baru tahu, apa yang kualami belum seberapa. Jika dia mendengar aku pernah mengadu saat terhempas dan hampir-hampir raga ini terkuras, aku baru tahu, kerasnya hidupnya seperti terhimpit di tengah belukar, sesak dan berduri. Sehebat itu perjuangannya? Bahkan dia selalu saja masih sempat berbagi tawa dan menularkan semangat… entah airmata itu larut dimana…

Dan kau tahu apa yang pernah dikatakannya padaku?

“Ya… karena senyumku, lebih layak untukmu… dan laraku, biarkan untuk diriku, karena aku tahu, tak akan ada lara yang tersisa… di sisi cintaNYA”

 

*Dan seperti apapun aku, kau akan selalu melihat senyumku… karena tak pernah ada lara di sisi cinta NYA…

Tinggalkan komentar