…. jejakku, cintaku ….

Al-Qur’an, Pembangun Peradaban Sejati

Pasti sudah mendengar berita Gereja Dove World Outreach Center, Florida, AS  dibawah pimpinan pendeta Terry Jones  yang berencana akan membakar Al-Qur’an pada peringatan 11 September 2010 yang lalu. Mereka adalah orang-orang yang menggembar-gemborkan Al-Qur’an adalah inspirator kekerasan. Dan ternyata, pelecehan dan pengkerdilan Al-Qur’an tak hanya dilakukan oleh orang-orang kafir, tapi juga kalangan muslim, dan anehnya, yang mengaku “intelektual muslim”. Lihatlah beberapa pernyataan mereka, yang kebanyakan para pejuang Jaringan Islam Liberal. Mereka mengatakan Al-Qur’an adalah produk budaya, yang artinya tak ada bedanya dengan karya sastra karangan manusia, sehingga tak perlu diperlakukan layaknya kitab suci. Jadi mungkin bagi mereka tak masalah Al-Qur’an dibakar, dibuang, diinjak, toh tak ada bedanya dengan buku-buku karangan manusia.

Mereka yang meragukan kemukjizatan Al-Qur’an agaknya tak banyak mengetahui apa sebenarnya isi Al-Qur’an itu. Entah tidak tahu ataupun menutup diri untuk mengkaji dan mencari tahu. Jika Al-Qur’an hanya dibaca saja, tentulah tak jauh berbeda dengan produk sastra yang banyak bertebaran. Jika Al-Qur’an hanya dijadikan alat pengusir hantu saja, maka tak ada bedanya dengan mantra-mantra para dukun dan orang pintar. Jika Al-Qur’an hanya dijadikan obat penyembuh penyakit saja, maka tak ada bedanya dengan resep dokter dan para mantri. Terlebih jika Al-Qur’an hanya dijadikan simpanan saja, maka tak jauh lebih hebat dengan majalah kuno yang kita koleksi.

Lalu apa hebatnya Al-Qur’an? Tentu saja segala hukum-hukumnya yang mampu membangun sebuah peradaban agung. Peradaban yang melahirkan manusia unggul dari aspek keimanan dan keilmuan. Peradaban yang menunjukkan ketinggian ilmu dan amal. Peradaban yang memperlihatkan ketangguhan pasukan dan kewibawaannya. Peradaban yang menunjukkan kemegahan bangunan yang berlandaskan aspek ilahiyah. Peradaban yang mampu mengubah kejahiliyahan menjadi peradaban agung yang luhur, peradaban sejati. Sebaik-baik peradaban yang pernah ada! Belum pernah ada sejarah orang-orang yang membulatkan tekad untuk mencapai tujuan hidup yang demikian tinggi dan luhur, sebagaimana ditunjukkan generasi para sahabat yang bangkit dengan Al-Qur’annya. Bahkan dunia seperti terperangah menyaksikan generasi yang digambarkan sebagai rahib di malam hari dan singa di siang hari. Mereka menghancurkan dunia lamanya, lalu hanya dengan Al-Qur’an dan Sunnah, mereka membangun dunia baru yang dipenuhi semangat, kebesaran, dan keunggulan di bawah petunjukNya.

Ketika Rasulullah membina para sahabat, Rasul hanya mengandalkan Al-Qur’an. Ya, Al-Qur’an saja. Pasca hijrah di Madinah, Rasul juga hanya memutuskan perkara dengan hukum-hukum yang hanya diambil dari Al-Qur’an dan Sunnah saja.Tak pernah silau mengambil pemikiran dari peradaban lain, seperti Arab jahiliyah, Yunani, Persia dan Romawi, yang saat itu menjadi adidaya yang berpengaruh. Tapi lihatlah hasilnya, beberapa tahun setelah Al-Qur’an di implementasikan oleh Rasulullah dalam seluruh aspek kehidupan secara sempurna selama kurang lebih 10 tahun sebagai kepala Negara di seluruh Jazirah Arab saat itu, tepatnya pada masa Khalifah Umar, adidaya Persi ditaklukkan, adidaya Romawi pun dipukul mundur (QS. Al-Jumuah : 2). Apakah untuk menjajah? TIDAK! Tapi untuk merubah wilayah yang ditundukkan memiliki keagungan dan kemuliaan yang sama, karena hanya akan diterapkan aturan Allah semata. Itulah fungsi Negara, dakwah dan jihad, baik defensif maupun ofensif. Jika masih berpikir Al-Qur’an adalah inspirasi kekerasan, agaknya tak pernah membaca sejarah. Bagaimana dunia barat tak lagi kelam, setelah mengambil pemikiran dan peradaban kaum muslim semasa era kekhilafahan.

23 tahun setelah Al-Qur’an dibacakan dan diajarkan secara berangsur di Makkah dan dilanjutkan di Madinah, umat Islam yang meliputi jazirah Arab kemudian mayoritasnya melek huruf, tak hanya itu, tapi juga memiliki pengetahuan tentang Al-Qur’an, Sunnah dan hukum-hukum syariah, yang akhirnya menginspirasi begitu banyaknya pengetahuan tentang kehidupan. Para sahabat yang menjadi para panglima perang dan kepala-kepala daerah umumnya adalah penghafal Al-Qur’an dan para mujtahid. Merekapun memerintah daerah yang dibebaskan dengan hukum-hukum syariah yang digali dari Al-Qur’an dan As Sunnah. Lalu merekapun menjadi guru dunia. Islam pun berdaulat atas dunia dan menjadi pusat peradaban dunia lebih dari 10 abad!

Ya, inilah rahasia kemukjizatan Al-Qur’an yang sesungguhnya. Menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber pemikiran, pengetahuan, pemahaman, hukum, yang mengendalikan pola pikir dan pola sikapnya. Jika sekarang kaum muslimin terpuruk, bahkan jauh dari kemuliaannya yang sesungguhnya, maka sebabnya sudah jelas. Karena Al-Qur’an tak difungsikan sebagaimana mestinya, kita lebih percaya hukum buatan manusia yang tertuang dalam KUH modern, bahkan lebih percaya mengambil sumber pemikiran orang-orang kafir seperti demokrasi, sekulerisme, HAM, kapitalisme yang jelas-jelas memurukkan umat Islam hingga menjadi santapan empuk mereka.

Jadi, sampai kapan kita akan membiarkan Al-Qur’an kehilangan fungsinya? Rasanya terlalu lama jika menunggu esok hari… Wallahualam

2 responses

  1. Ping-balik: Al-Qur’an, Pembangun Peradaban Sejati « ILMU ITU INDAH

  2. Ping-balik: Motivator Sejati | jejak cinta Qousa

Tinggalkan komentar